Kamis, 17 April 2014

Penelitian sate guguk kecamatan pasar kliwon surakarta



BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota Solo merupakan salah satu kota tujuan kuliner yang mempunyai banyak jenis jajanan dan hidangan yang dapat dinikmati. Salah satu diantaranya adalah “Sate Guk-guk” yang dahulu sering disebut dengan istilah “Sate Jamu”. Seperti namanya, sate ini berbahan dasar dari daging anjing. Mengapa dinamakan Sate Jamu karena menurut penjual sate ini, Sate Guk-guk memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Seperti untuk menghangatkan badan dan obat penyakit tertentu.Untuk kebenaran dari hal tersebut, kami belum mengetahuinya secara pasti. 
Karena dahulu dinamakan “Sate Jamu” maka tidak sedikit orang yang salah masuk warung.  Mereka mengira bahwa sate ini adalah sate untuk kesehatan tubuh karena menggunakan kata “Jamu”. Biasanya calon konsumen yang tidak tahu adalah mereka yang berasal dari luar Kota Solo ataupun wisatawan . Dengan seringnya kejadian ini, maka Pemerintah Kota Solo sepakat untuk mengganti nama kuliner ini menjadi “Sate Guk-guk”. Untuk lebih memperjelas lagi, spanduk nama kuliner ini diberi pula gambar anjing.
Penjual “Sate Guk-guk” ini banyak tersebar di wilayah Kota Solo. Baik di pinggir jalan yang mudah terlihat oleh konsumen ataupun yang terletak di gang-gang dan jalan kecil di dalam kampung. Akan tetapi, untuk kawasan Pasar Kliwon, hanya terdapat beberapa warung. Dari pencarian yang telah kami lakukan selama 2 hari, kami menemukan titik 6 warung. 
Melalui metode wawancara, kami dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai pendapatan ataupun omset penjualan warung tersebut. Pendapatan yang dihasilkan dari berjualn sate ini cukup menggiurkan. Rata-rata dalam sehari dapat menghasilkan uang sebanyak 300 ribu sampai 500 ribu. Akan tetapi, bila sepi konsumen tak jarang hanya terjual 1 atau 2 porsi saja.  Dengan ketidakpastian hasil yang didapat per harinya, membuat sebagian penjual beralih ke profesi lain.
Selain dengan menggunakan metode wawancara, kami juga menggunakan teori Tetangga Terdekat guna mengetahui keadaan sosial di wilayah tersebut. Perbedaan keadaan di masing-masing tempat membuat keberagaman sosial pula. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji, karena sebagian besar penduduk Kota Solo adalah muslim. Di dalam laporan ini akan disajikan mengenai persebaran “Sate Guk-guk” yang ada di Daerah Solo khususnya yang ada di Kecamatan Pasar Kliwon.


Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji di dalam makalah ini sebagai berikut :
1.      Dimana saja persebaran “Sate Guk-guk” khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon ?
2.      Bagaimana pendapat masyarakat mengenai fenomena “Sate Guk-guk” di Kota Solo ?
3.      Bagaimana penjualan “Sate Guk-Guk” di kota solo lebih tepat nya di kecamatan Pasar Kliwon  ?


Tujuan Penelitian
Di dalam penelitian yang telah kami lakukan, terdapat tujuan-tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.      Kami dapat mengetahui dimana saja persebaran warung “Sate Guk-guk” yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon
2.      Dapat diketahui bagaimana pendapat masyarakat mengenai fenomena “Sate Guk-guk” ini.
3.      Mengetahui bagaimana penjualan “Sate Guk-guk” di daerah  kecamatan Pasar Kliwon.


Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang telah penulis dapatkan dari penelitian persebaran “Sate Guk-guk” di Kota Solo khususnya Kecamatan Pasar Kliwon adalah sebagai berikut :
A.     Manfaat Teoritis
1.      Dengan penelitian yang telah dilakukan, kami mengetahui letak persebaran “Sate Guk-guk” khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon.
2.      Dengan penelitian ini wawasan dan pengetahuan kami bertambah luas.
3.      Dengan penelitian ini, makalah yang telah diselesaikan dapat menjadi acuan dalam pembuatan makalah-makalah yang lain.

B.     Manfaat Praktis
1.      Mengetahui pendapat masyarakat mengenai fenomena persebaran “Sate Guk-guk” ini.
2.      Mengetahui bagaimana penjualan “Sate Guk-guk” di Kecamatan Pasar kliwon.


BAB II
KAJIAN TEORI

Di dalam penelitian Persebaran Warung “Sate Guk-guk” Wilayah Kecamatan Pasar Kliwon, penulis menggunakan Kajian Teori Tetangga Terdekat. Kajian teori ini dinilai tepat karena penulis akan menghubungkan jarak antara warung sate satu dengan warung sate yang lain, sehingga akan membentuk suatu pola keruangan. Di dalam penelitian ini, penulis juga membahas tentang tanggapan masyarakat mengenai keberadaan warung “Sate Guk-guk” ini. Teori Tetangga Terdekat ini menggunakan data persebaran titik. Persebaran titik sering digunakan geografi, tetapi yang sulit adalah menjelaskan bagaimana pola Persebarannya, Sehingga digunakanlah analisa tetangga terdekat / nearest neighbour analysis (NNA).
Dengan NNA, kita akan memperoleh sebuah indeks yang dapat dihubungkan dengan tempat lain. Dengan asumsi  :
1Daerah yang dianalisa memiliki tingkat aksesibilitas yang seragam dan tidak ada hambatan.
j Jika ada hambatan, tidak dapat dilihat sebagai titik terdekat.
3Objek yang diteliti memiliki kekuatan yang sama.
4Jarak terdekat ditentukan oleh peneliti.
j Jumlah titik yang dianalisa memenuhi persyaratan sampel besar (beberapa sumber menyebutkan minimum 30)
Sedangkan kegunaan Teori Tetangga Terdekat yang kita gunakan adalah :
1.      Melihat pola sebaran objek (fisik atau non fisik) dalam ruang
2.      Merencanakan letak pusat pelayanan

Ď =Σd / n
Didalam Teori Terdekat sendiri memiliki rumus untuk menghitung berapa indeks Tetangga Terdekatnya yaitu                                       setelah mendapatkan hasil D ada tahapan


Rn = Ď √(n/a)
   
rumus selanjutnya yaitu 


Rn = Nearest neighbour index.
D = Rata-rata jarak antar titik terdekat
d = Jarak antar titik terdekat
n = Jumlah titik
A = Luas
 
 
dengan keterangan sebagai berikut :



Tabel Jarak Persebaran Sate Jamu di Kecamatan Pasar Kliwon

Jarak
Meter
A-B
761,06
B-C
1723,61
C-D
283,44
D-E
1922,02
E-F
2901,35
F-A
2463,32
Jumlah
10053.8

Perhitungan Pola Persebaran “Sate Guk-guk” di Kecamatan Pasar Kliwon:
Ď =Σd / n
     
    =10054,8/6
    =1.675,8

Rn = 2Ď √(n/a)

Rn = 1*1.675,8 √(6/482.000)
       =1,8

Dengan menggunakan dasar ketentuan sebagai berikut :
R ini beriktisar diantara nol (0) dengan 2, 1491. Atau jika dijadikan suatu matriks menjadi:


    0                     0,7                                                1,4                         2,1491


 
             I                                                   II                            III       
Matriks Pola Persebaran Tetangga Terdekat

        I.            Pola bergerombol (cluster patteren).
     II.             Pola tersebar  0
   III.            Pola tersebar merata (dispersed pattern).
Analisis yang didapatkan adalah
Hasil indeks yang menunjukan angka 1,8 maka pola persebaran “Sate Guk-guk” wilayah Kecamatan Pasar Kliwon merupakan pola persebaran tidak merata (random pattern)
Jadi, dari perhitungan di atas dapat disimpulkan dengan hasil indeks Teori Tetangga Terdekat sebesar 1,8. Tergolong persebaran tidak merata karena antar warung sate berjarak cukup jauh. Selain itu, jarang terjadi persaingan pembeli dikarenakan jarak yang relatif  jauh tersebut. Persebaran warung yang Random ini juga di pengaruhi oleh kebudayaan masyarakat sekitarnya. Yang dimaksud dengan kebudayaan masyarakat adalah agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat di daerah tersebut. Sebagai contoh di Kelurahan Pasar Kliwon yang mayoritas penduduknya beragama Islam tidak ditemui penjual “Sate Guk-guk” ini. Jarang  pula warung yang berada di dekat fasilitas umum masyarakat, semisal SPBU.
Warung “Sate Guk-guk” di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon  tergolong minoritas dibandingkan warung “Sate Guk-guk” di Kecamatan selain Pasar Kliwon yaitu Jebres, Laweyan, Banjarsari dan Serengan. Rata-rata di setiap Kecamatan terdapat lebih dari 10 titik warung yang tersebar. Dengan pola persebaran Random ini pula, penulis dapat mengetahui tanggapan masyarakat di setiap titik daerah warungnya. Walaupun didapatkan hasil pola persebaran adalah Random atau acak , terdapat 2 warung yang jarak antar tersebut relatif dekat dibandingkan jarak antar warung sate yang lain. Yaitu warung Bu Lastri dan Pak Daliyo.

1.      Warung Pak Dul
Warung Pak Dul ini berlokasi di Jl.Kapten Mulyadi Lojiwetan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon. Berlokasi di  7° 34' 17" LS dan 110° 49' 59" BT. Warung ini berdiri sejak tahun 1988. Menu makanan yang tersedia yaitu sate bakar, rica goreng dan tongseng. Di warung Pak Dul ini satu porsinya dijual dengan harga Rp.10000. Modal yang digunakan untuk membuka warung ini yaitu Rp.1000000, sedangkn modal hariannya Rp.500000. Dalam sehari sekitar 60 porsi dapat terjual. Sehingga rata-rata pendapatan per hari sekitar Rp.500000-Rp.600000.
  



 
2.      Warung Mbah Sudar
Warung Mbah Sudar ini berlokasi di Jl.Untung Suropati barat Pasar Sampangan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon dekat bakso dan mie ayam Joss Echo. Berada di 7° 34' 46" LS dan 110° 50' 17" BT. Pembeli yang mendominasi adalah Bapak-Bapak.  

 
3.      Warung Pak Daliyo
Warung Pak Daliyo ini berada di Jl.Kyai Mojo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon. Warung ini berdiri pada tahun 1983. Terletak di 7° 35' 14"LU dan 110° 50' 11" BT. Menu yang tersedia adalah sate- tongseng, nasi goring, dan rica-rica. Warung ini selalu ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Modal awal yang digunakan Pak Daliyo untuk membuka warung ini adalah Rp.1600000. Sedangkan modal hariannya Rp.300000-Rp.500000. Harga per porsi dari menu yang tersedia adalah Rp.16000. Dengan harga tersebut, per harinya dapat terjual sekitar 40-50 porsi.  



 

4.      Warung Bu Lastri
Warung sate ini berlokasi di Joyosuran RT. 04 RW. II Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon. Warung ini berdiri sejaki 1998. Menu yang disajikan diantaranya sate bakar, tongseng, rica masak, rica goreng, krengseng, goreng bawang. Biasanya warung ini rame setiap hari sabtu dan minggu, sedangkan sepi pembeli pada hari Senin, Rabu dan Hari Raya. Modal awalnya sebesar Rp 1.500.000, 00. Harga tiap menu di warung ini adalah Rp 15.000, 00. Jika pembeli yang datang banyak omset penjualan dapat mencapai Rp 500.000, 00 sampai Rp 700.000, 00. 

  
5.      Warung Pak Suhadi
Warung Pak Suhadi ini berada di Alun-alun Kidul Kelurahan Gajahan Kecamatan Pasar Kliwon dan berdiri sejak tahun 1995 dengan modal awal sebesar Rp 3.000.000,00. Terletak di 7° 35' 0" LS dan 110° 49' 33" BT sehingga warung ini tergolong strategis. Warung sate ini tepat berada di pinggir Gapura Alun-alun Kidul.  Menu yang tersedia di warung ini adalah rica-rica dan tongseng. Harga per porsinya Rp 13.000,00 sedangkan omset per harinya sebesar Rp 700.000,00, sehingga dalam sehari terjual sekitar 75 porsi.


6.      Warung Pak Gendon
Warung ini terletak di 7° 34" 10"LS dan 110° 49' 38" BT,  Jalan Ronggowarsito no. 30, Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Pasar Kliwon. Berdiri sejak tahun 2005. Warung ini menyediakan menu diantaranya rica-rica, tongseng dan sate dengan harga Rp 14.000,00 per porsinya. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 2.000.000,00 sedangkan omset per harinya sebesar Rp 1.500.000,00. Warung Pak Gendon ini biasa disebut dengan Warung Gug Nice, karena menurut pembeli masakan di warung ini enak. Warung Gug Nice ini tergolong muda usia dibanding dengan 5 warung yang lain . Akan tetapi omset  yang didapat oleh warung ini tergolong paling tinggi daripada 5 warung yang lain.



 



FENOMENA SATE GUK-GUK
di Kota Solo

Persebaran warung “Sate Guk-guk” di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon ini hanya ditemukan 6  titik, yaitu 2 di Kelurahan Kedung Lumbu, 1 di Joyosuran, 1 di Semanggi, 1 di Gajahan, dan 1 di Kampung Baru. Hal ini dikarenakan masyarakat daerah Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas beragama Islam, sedangkan dalam pandangan Islam daging anjing adalah haram. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketidaksetujuan  terhadap kehadiran warung kuliner ini. Dahulu juga pernah terjadi peristiwa pembeli yang salah masuk warung dikarenakan warung ini bernama “Warung Sate Jamu”. Selain dua pendapat tersebut masih banyak pendapat masyarakat yang kontra dengan keberadaan warung “Sate Guk-guk”.
Akan tetapi banyak pula masyarakat yang setuju dengan  adanya warung “Sate Guk-guk” ini. Selain rasanya yang enak, sebagian masyarakat meyakini bahwa daging anjing berkhasiat untuk penyembuhan penyakit tertentu. Terdapat pula pendapat bahwa daging anjing dapat menghangatkan tubuh manusia. Fenomena tersebut sampai sekarang masih bergulir di tengah-tengah masyarakat Kota Solo.
Banyak pula masyarakat yang tidak menganggap berat perbedaan ini. Mereka berpendapat bahwa dengan keberagaman kuliner di Kota Solo dapat mendatangkan banyak wisatawan. Sehingga secara tidak langsung menambah devisa Kota Solo dan memperkenalkan bagaimana keadaan Kota Solo. Hal ini cukup berkontribusi, karena sekarang Kota Solo menjadi salah satu tujuan wisata.   



BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Di wilayah Kota Solo khususnya Kecamatan Pasar Kliwon, persebaran warung “Sate Guk-guk” hanya terdapat di daerah tertentu. Dalam penelitian yang  dilakukan pada tanggal 23 Oktober dan 25 Oktober 2013, ditemukan 6 titik warung di Kecamatan Pasar Kliwon, yaitu 2 di Kelurahan Kedung Lumbu, 1 di Joyosuran, 1 di Semanggi, 1 di Gajahan, dan 1 di Kampung Baru. Sedangkan di 4 Kelurahan lagi tidak ditemukan warung “Sate Guk-guk” ini, yaitu di Kelurahan Sangkrah, Kauman, Baluwarti, Pasar Kliwon. Persebaran  warung ini dapat dikategorikan persebaran yang sedikit dibandingkan dengan persebaran warung di Kecamatan lain di Kota Solo. 
Warung yang biasa buka pukul 17.00 WIB – 22.00 WIB ini cukup banyak menarik konsumen. Konsumen ini datang dari berbagai lapisan masyarakat. Hidangan favorit yang biasa dipesan adalah sate guk-guk. Selain itu omset yang didapatkan juga dikategorikan tinggi sebesar Rp.500.000,00-Rp.700.000,00 per malamnya. Dengan harga per porsi rata-rata Rp.10.000,00-Rp.15.000,00 menjadi salah satu daya tarik pembeli untuk membeli kuliner tersebut. Warung “Sate Guk-guk” di Kecamatan Pasar Kliwon ini mudah untuk dijumpai karena rata-rata berada di pinggir jalan utama.
B.            Saran
1.   Bagi yang beragama muslim, hendaknya menghindari hidingan yang berasal dari daging anjing ini walupun dengan alasan untuk kesehatan, karena sesungguh nya memakan daging anjing itu diharamkan.
2.      Hormatilah orang-orang yang mempunyai agama dan pandangan yang berbeda mengenai sate jamu.

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam penelitian lokasi warung “Sate Guk-Guk” di Kecamatan Pasar Kliwon,  yang di lakukan pada tanggal 23 Oktober 2013 dan 25 Oktober 2013 mulai dari jam 18.00 sampai 21.00 WIB kegiatan yang penulis lakukan adalah:
1.  Melakukan survey tempat atau warung-warung dan menemukan enam titik persebaran “Sate Guk-guk” .
2.      Interview mengenai omset penjualan maupun modal awal pendirian usaha warung tersebut.
3.      Pengambilan gambar (warung dan keadaan di sekitarnya).
4.      Mengeplot lokasi warung “Sate Guk-guk” dengan menggunakan GPS Handphone

NO
NAMA WARUNG SATE
LOKASI
LINTANG
BUJUR
1
Warung Pak Dul Lojiwetan
7° 34' 17"
110° 49' 59"
2
Warung Mbah Sudar Sampangan
7° 34' 46"
110° 50' 17"
3
Warung Pak Daliyo Semanggi
7° 35' 14"
110° 50' 11"
4
Warung Bu Lastri Joyosuran
7° 35' 4"
110° 49' 50"
5
Warung Pak Suhadi Alun-alun Kidul
7° 35' 0"
110° 49' 33"
6
Warung Pak Gendon Kampung Baru
7° 34' 10"
110° 49' 38"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar