BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kota
Solo merupakan salah satu kota tujuan kuliner yang mempunyai banyak jenis jajanan
dan hidangan yang dapat dinikmati. Salah satu diantaranya adalah “Sate Guk-guk”
yang dahulu sering disebut dengan istilah “Sate Jamu”. Seperti namanya, sate
ini berbahan dasar dari daging anjing. Mengapa dinamakan Sate Jamu karena
menurut penjual sate ini, Sate Guk-guk memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan
tubuh. Seperti untuk menghangatkan badan dan obat penyakit tertentu.Untuk
kebenaran dari hal tersebut, kami belum mengetahuinya secara pasti.
Karena
dahulu dinamakan “Sate Jamu” maka tidak sedikit orang yang salah masuk warung. Mereka mengira bahwa sate ini adalah sate
untuk kesehatan tubuh karena menggunakan kata “Jamu”. Biasanya calon konsumen
yang tidak tahu adalah mereka yang berasal dari luar Kota Solo ataupun
wisatawan . Dengan seringnya kejadian ini, maka Pemerintah Kota Solo sepakat
untuk mengganti nama kuliner ini menjadi “Sate Guk-guk”. Untuk lebih
memperjelas lagi, spanduk nama kuliner ini diberi pula gambar anjing.
Penjual
“Sate Guk-guk” ini banyak tersebar di wilayah Kota Solo. Baik di pinggir jalan
yang mudah terlihat oleh konsumen ataupun yang terletak di gang-gang dan jalan
kecil di dalam kampung. Akan tetapi, untuk kawasan Pasar Kliwon, hanya terdapat
beberapa warung. Dari pencarian yang telah kami lakukan selama 2 hari, kami
menemukan titik 6 warung.
Melalui
metode wawancara, kami dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai
pendapatan ataupun omset penjualan warung tersebut. Pendapatan yang dihasilkan
dari berjualn sate ini cukup menggiurkan. Rata-rata dalam sehari dapat
menghasilkan uang sebanyak 300 ribu sampai 500 ribu. Akan tetapi, bila sepi
konsumen tak jarang hanya terjual 1 atau 2 porsi saja. Dengan ketidakpastian hasil yang didapat per
harinya, membuat sebagian penjual beralih ke profesi lain.
Selain
dengan menggunakan metode wawancara, kami juga menggunakan teori Tetangga
Terdekat guna mengetahui keadaan sosial di wilayah tersebut. Perbedaan keadaan
di masing-masing tempat membuat keberagaman sosial pula. Fenomena ini sangat
menarik untuk dikaji, karena sebagian besar penduduk Kota Solo adalah muslim. Di
dalam laporan ini akan disajikan mengenai persebaran “Sate Guk-guk” yang ada di
Daerah Solo khususnya yang ada di Kecamatan Pasar Kliwon.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang dikaji di dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Dimana
saja persebaran “Sate Guk-guk” khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon ?
2. Bagaimana
pendapat masyarakat mengenai fenomena “Sate Guk-guk” di Kota Solo ?
3. Bagaimana
penjualan “Sate Guk-Guk” di kota solo lebih tepat nya di kecamatan Pasar Kliwon
?
Tujuan Penelitian
Di dalam penelitian yang telah kami
lakukan, terdapat tujuan-tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.
Kami dapat mengetahui dimana saja persebaran
warung “Sate Guk-guk” yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon
2.
Dapat diketahui bagaimana pendapat masyarakat
mengenai fenomena “Sate Guk-guk” ini.
3.
Mengetahui bagaimana penjualan “Sate Guk-guk” di
daerah kecamatan Pasar Kliwon.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang telah penulis
dapatkan dari penelitian persebaran “Sate Guk-guk” di Kota Solo khususnya
Kecamatan Pasar Kliwon adalah sebagai berikut :
A.
Manfaat Teoritis
1.
Dengan penelitian yang telah dilakukan, kami
mengetahui letak persebaran “Sate Guk-guk” khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon.
2.
Dengan penelitian ini wawasan dan pengetahuan
kami bertambah luas.
3.
Dengan penelitian ini, makalah yang telah
diselesaikan dapat menjadi acuan dalam pembuatan makalah-makalah yang lain.
B.
Manfaat Praktis
1.
Mengetahui pendapat masyarakat mengenai fenomena
persebaran “Sate Guk-guk” ini.
2.
Mengetahui bagaimana penjualan “Sate Guk-guk” di
Kecamatan Pasar kliwon.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Di dalam penelitian Persebaran Warung “Sate Guk-guk”
Wilayah Kecamatan Pasar Kliwon, penulis menggunakan Kajian Teori Tetangga
Terdekat. Kajian teori ini dinilai tepat karena penulis akan menghubungkan
jarak antara warung sate satu dengan warung sate yang lain, sehingga akan
membentuk suatu pola keruangan. Di dalam penelitian ini, penulis juga membahas
tentang tanggapan masyarakat mengenai keberadaan warung “Sate Guk-guk” ini.
Teori Tetangga Terdekat ini menggunakan data persebaran titik. Persebaran titik sering digunakan geografi, tetapi yang
sulit adalah menjelaskan bagaimana pola Persebarannya, Sehingga digunakanlah
analisa tetangga terdekat / nearest neighbour analysis (NNA).
Dengan NNA, kita akan memperoleh sebuah
indeks yang dapat dihubungkan dengan tempat lain. Dengan asumsi :
1Daerah yang dianalisa
memiliki tingkat aksesibilitas yang seragam dan tidak ada hambatan.
j Jika ada hambatan, tidak dapat
dilihat sebagai titik terdekat.
3Objek yang diteliti memiliki
kekuatan yang sama.
4Jarak terdekat ditentukan
oleh peneliti.
j Jumlah titik yang dianalisa
memenuhi persyaratan sampel besar (beberapa sumber menyebutkan minimum 30)
Sedangkan
kegunaan Teori Tetangga Terdekat yang kita gunakan adalah :
1.
Melihat pola sebaran objek
(fisik atau non fisik) dalam ruang
2.
Merencanakan letak pusat
pelayanan
|
|
rumus selanjutnya yaitu
|
dengan keterangan
sebagai berikut :
Tabel
Jarak Persebaran Sate Jamu di Kecamatan Pasar Kliwon
Jarak
|
Meter
|
A-B
|
761,06
|
B-C
|
1723,61
|
C-D
|
283,44
|
D-E
|
1922,02
|
E-F
|
2901,35
|
F-A
|
2463,32
|
Jumlah
|
10053.8
|
Perhitungan
Pola Persebaran “Sate Guk-guk” di Kecamatan Pasar Kliwon:
Ď =Σd / n
=10054,8/6
=1.675,8
Rn = 2Ď √(n/a)
Rn = 1*1.675,8
√(6/482.000)
=1,8
Dengan menggunakan
dasar ketentuan sebagai berikut :
R ini beriktisar
diantara nol (0) dengan 2, 1491. Atau jika dijadikan suatu matriks menjadi:
0 0,7
1,4 2,1491
I
II III
Matriks
Pola Persebaran Tetangga Terdekat
I.
Pola bergerombol (cluster patteren).
II.
Pola tersebar 0
III.
Pola tersebar merata (dispersed
pattern).
Analisis
yang didapatkan adalah
Hasil
indeks yang menunjukan angka 1,8 maka pola persebaran “Sate Guk-guk” wilayah
Kecamatan Pasar Kliwon merupakan pola persebaran tidak merata (random
pattern)
Jadi,
dari perhitungan di atas dapat disimpulkan dengan hasil indeks Teori Tetangga
Terdekat sebesar 1,8. Tergolong persebaran tidak
merata karena antar warung sate berjarak cukup jauh. Selain itu, jarang terjadi
persaingan pembeli dikarenakan jarak yang relatif jauh tersebut. Persebaran warung yang Random
ini juga di pengaruhi oleh kebudayaan masyarakat sekitarnya. Yang dimaksud dengan
kebudayaan masyarakat adalah agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat di
daerah tersebut. Sebagai contoh di Kelurahan Pasar Kliwon yang mayoritas
penduduknya beragama Islam tidak ditemui penjual “Sate Guk-guk” ini. Jarang pula warung yang berada di dekat fasilitas
umum masyarakat, semisal SPBU.
Warung
“Sate Guk-guk” di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon tergolong minoritas dibandingkan warung “Sate
Guk-guk” di Kecamatan selain Pasar Kliwon yaitu Jebres, Laweyan, Banjarsari dan
Serengan. Rata-rata di setiap Kecamatan terdapat lebih dari 10 titik warung
yang tersebar. Dengan pola persebaran Random ini pula, penulis dapat mengetahui
tanggapan masyarakat di setiap titik daerah warungnya. Walaupun didapatkan
hasil pola persebaran adalah Random atau acak , terdapat 2 warung yang jarak
antar tersebut relatif dekat dibandingkan jarak antar warung sate yang lain.
Yaitu warung Bu Lastri dan Pak Daliyo.
1. Warung
Pak Dul
Warung
Pak Dul ini berlokasi di Jl.Kapten Mulyadi Lojiwetan Kelurahan Kedung Lumbu
Kecamatan Pasar Kliwon. Berlokasi di 7°
34'
17"
LS dan 110°
49'
59"
BT. Warung ini berdiri sejak tahun 1988. Menu makanan yang tersedia yaitu sate
bakar, rica goreng dan tongseng. Di warung Pak Dul ini satu porsinya dijual
dengan harga Rp.10000. Modal yang digunakan untuk membuka warung ini yaitu Rp.1000000,
sedangkn modal hariannya Rp.500000. Dalam sehari sekitar 60 porsi dapat
terjual. Sehingga rata-rata pendapatan per hari sekitar Rp.500000-Rp.600000.
2. Warung
Mbah Sudar
Warung
Mbah Sudar ini berlokasi di Jl.Untung Suropati barat Pasar Sampangan Kelurahan
Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon dekat bakso dan mie ayam Joss Echo. Berada
di 7°
34'
46"
LS dan 110°
50'
17"
BT. Pembeli yang mendominasi adalah Bapak-Bapak.
3. Warung Pak Daliyo
Warung Pak Daliyo ini
berada di Jl.Kyai Mojo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon. Warung ini
berdiri pada tahun 1983. Terletak di 7° 35' 14"LU dan 110° 50' 11"
BT. Menu yang tersedia adalah sate- tongseng,
nasi goring, dan rica-rica. Warung ini selalu ramai pada hari Sabtu dan Minggu.
Modal awal yang digunakan Pak Daliyo untuk membuka warung ini adalah Rp.1600000.
Sedangkan modal hariannya Rp.300000-Rp.500000. Harga per porsi dari menu yang
tersedia adalah Rp.16000. Dengan harga tersebut, per harinya dapat terjual
sekitar 40-50 porsi.
4.
Warung
Bu Lastri
Warung sate ini
berlokasi di Joyosuran RT. 04 RW. II Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon.
Warung ini berdiri sejaki 1998. Menu yang disajikan diantaranya sate bakar,
tongseng, rica masak, rica goreng, krengseng, goreng bawang. Biasanya warung
ini rame setiap hari sabtu dan minggu, sedangkan sepi pembeli pada hari Senin,
Rabu dan Hari Raya. Modal awalnya sebesar Rp 1.500.000, 00. Harga tiap menu di
warung ini adalah Rp 15.000, 00. Jika pembeli yang datang banyak omset
penjualan dapat mencapai Rp 500.000, 00 sampai Rp 700.000, 00.
5. Warung Pak Suhadi
Warung Pak Suhadi ini berada di Alun-alun
Kidul Kelurahan Gajahan Kecamatan Pasar Kliwon dan berdiri sejak tahun 1995
dengan modal awal sebesar Rp 3.000.000,00. Terletak di 7° 35' 0"
LS dan 110°
49'
33"
BT sehingga warung ini tergolong strategis. Warung sate ini tepat berada di
pinggir Gapura Alun-alun Kidul. Menu yang tersedia di warung ini adalah
rica-rica dan tongseng. Harga per porsinya Rp 13.000,00 sedangkan omset per
harinya sebesar Rp 700.000,00, sehingga dalam sehari terjual sekitar 75 porsi.
6.
Warung
Pak Gendon
Warung ini terletak di
7°
34"
10"LS
dan 110°
49'
38"
BT, Jalan Ronggowarsito no. 30, Kelurahan Kampung
Baru Kecamatan Pasar Kliwon. Berdiri sejak tahun 2005. Warung ini menyediakan
menu diantaranya rica-rica, tongseng dan sate dengan harga Rp 14.000,00 per
porsinya. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 2.000.000,00 sedangkan omset
per harinya sebesar Rp 1.500.000,00. Warung Pak Gendon ini biasa disebut dengan
Warung Gug Nice, karena menurut pembeli masakan di warung ini enak. Warung Gug
Nice ini tergolong muda usia dibanding dengan 5 warung yang lain . Akan tetapi
omset yang didapat oleh warung ini
tergolong paling tinggi daripada 5 warung yang lain.
FENOMENA
SATE GUK-GUK
di
Kota Solo
Persebaran
warung “Sate Guk-guk” di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon ini hanya ditemukan 6 titik, yaitu 2 di Kelurahan Kedung Lumbu, 1 di
Joyosuran, 1 di Semanggi, 1 di Gajahan, dan 1 di Kampung Baru. Hal ini
dikarenakan masyarakat daerah Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas beragama Islam,
sedangkan dalam pandangan Islam daging anjing adalah haram. Hal ini merupakan
salah satu bentuk ketidaksetujuan terhadap kehadiran warung kuliner ini. Dahulu
juga pernah terjadi peristiwa pembeli yang salah masuk warung dikarenakan
warung ini bernama “Warung Sate Jamu”. Selain dua pendapat tersebut masih
banyak pendapat masyarakat yang kontra dengan keberadaan warung “Sate Guk-guk”.
Akan
tetapi banyak pula masyarakat yang setuju dengan adanya warung “Sate Guk-guk” ini. Selain
rasanya yang enak, sebagian masyarakat meyakini bahwa daging anjing berkhasiat
untuk penyembuhan penyakit tertentu. Terdapat pula pendapat bahwa daging anjing
dapat menghangatkan tubuh manusia. Fenomena tersebut sampai sekarang masih
bergulir di tengah-tengah masyarakat Kota Solo.
Banyak
pula masyarakat yang tidak menganggap berat perbedaan ini. Mereka berpendapat
bahwa dengan keberagaman kuliner di Kota Solo dapat mendatangkan banyak
wisatawan. Sehingga secara tidak langsung menambah devisa Kota Solo dan
memperkenalkan bagaimana keadaan Kota Solo. Hal ini cukup berkontribusi, karena
sekarang Kota Solo menjadi salah satu tujuan wisata.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di
wilayah Kota Solo khususnya Kecamatan Pasar Kliwon, persebaran warung “Sate
Guk-guk” hanya terdapat di daerah tertentu. Dalam penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Oktober dan 25
Oktober 2013, ditemukan 6 titik warung di Kecamatan Pasar Kliwon, yaitu 2 di
Kelurahan Kedung Lumbu, 1 di Joyosuran, 1 di Semanggi, 1 di Gajahan, dan 1 di
Kampung Baru. Sedangkan di 4 Kelurahan lagi tidak ditemukan warung “Sate
Guk-guk” ini, yaitu di Kelurahan Sangkrah, Kauman, Baluwarti, Pasar Kliwon.
Persebaran warung ini dapat
dikategorikan persebaran yang sedikit dibandingkan dengan persebaran warung di
Kecamatan lain di Kota Solo.
Warung yang biasa buka pukul 17.00 WIB – 22.00 WIB ini
cukup banyak menarik konsumen. Konsumen ini datang dari berbagai lapisan
masyarakat. Hidangan favorit yang biasa dipesan adalah sate guk-guk. Selain itu
omset yang didapatkan juga dikategorikan tinggi sebesar
Rp.500.000,00-Rp.700.000,00 per malamnya. Dengan harga per porsi rata-rata
Rp.10.000,00-Rp.15.000,00 menjadi salah satu daya tarik pembeli untuk membeli
kuliner tersebut. Warung “Sate Guk-guk” di Kecamatan Pasar Kliwon ini mudah
untuk dijumpai karena rata-rata berada di pinggir jalan utama.
B.
Saran
1. Bagi yang beragama muslim, hendaknya menghindari
hidingan yang berasal dari daging anjing ini walupun dengan alasan untuk
kesehatan, karena sesungguh nya memakan daging anjing itu diharamkan.
2.
Hormatilah orang-orang yang mempunyai agama dan
pandangan yang berbeda mengenai sate jamu.
BAB
III
PEMBAHASAN
Dalam
penelitian lokasi warung “Sate Guk-Guk” di Kecamatan Pasar Kliwon, yang di lakukan pada tanggal 23 Oktober 2013
dan 25 Oktober 2013 mulai dari jam 18.00 sampai 21.00 WIB kegiatan yang penulis
lakukan adalah:
1. Melakukan
survey tempat atau warung-warung dan menemukan enam titik persebaran “Sate Guk-guk”
.
2. Interview
mengenai omset penjualan maupun modal awal pendirian usaha warung tersebut.
3. Pengambilan
gambar (warung dan keadaan di sekitarnya).
4. Mengeplot
lokasi warung “Sate Guk-guk” dengan menggunakan GPS Handphone
NO
|
NAMA
WARUNG SATE
|
LOKASI
|
|
LINTANG
|
BUJUR
|
||
1
|
Warung Pak Dul
Lojiwetan
|
7°
34'
17"
|
110°
49'
59"
|
2
|
Warung Mbah Sudar
Sampangan
|
7°
34'
46"
|
110°
50'
17"
|
3
|
Warung Pak Daliyo
Semanggi
|
7°
35'
14"
|
110°
50'
11"
|
4
|
Warung Bu Lastri
Joyosuran
|
7°
35'
4"
|
110°
49'
50"
|
5
|
Warung Pak Suhadi
Alun-alun Kidul
|
7°
35'
0"
|
110°
49'
33"
|
6
|
Warung Pak Gendon
Kampung Baru
|
7°
34'
10"
|
110°
49'
38"
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar