Kamis, 17 April 2014

Paper Presipitasi



BAB I
PENDAHULUAN
Presipitasi merupakan jatuhan hydrometeor yang sampai ke bumi baik dalam bentuk cair (hujan) ataupun padat (es atau salju).Di wilayah tropis seperti Indonesia presipitasi lebih didefinisikan sebagai hujan karena sangat jarang terjadi presipitasi dalam bentuk jatuhan keping es.
Awan dan presipitasi merupakan bagian dari siklis hidrologi dan merupakan proses lanjutan dari kondensasi yaitu perubahan fasa dari uap air menjadi tetes-tetes air. Udara di atmosfer akan mengalami proses pendinginan melalui beberapa cara umumnya adalah akibat pertemuan antara dua massa udara dengan suhu yang berbeda atau oleh sentuhan udara dengan obyek dingin. Awan merupakan indikasi awal terjadinya presipitasi tetapi awan tidak otomatis menandakan akan adanya hujan.
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi sebagi hujan, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Air yang terdapat di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal.
Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfer yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Seperti itulah proses terjadinya hujan.
Mekanisme berlangsungnya hujan melibatkan tiga faktor utama :
Kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai saatnya atmosfer menjadi jenuh.
Terjadinya kondensasi atas partikel-partikel uap air di atmosfer.
·   Partikel uap air tersebut bertambah besar sejalan dengan waktu, selanjutnya jatuh ke bumi dan permukaan laut (sebagai hujan) karena faktor gravitasi.
           

BAB II
PEMBAHASAN
1PROSES PRESIPITASI
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS ( merupakan elemen utama yang perlu diketahui medasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses resapan air tanah dan debit aliran ).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi produk air suatu hasil perencanaan pengelolaan DAS. Besar kecilnya presipitasi, waktu berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan yang terjadi baik secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan mempengaruhi kegiatan pembangunan ( proyek ).
Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm).salju, es, hujan dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan) sesudah di cairkan.
Hujan terjadi karena adanya perpindahan massa air basah ke tempat yang lebih tinggi sebagai respon adanya perbedaan tekanan udara antara dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Di tempat tersebut karena adanya akumulasi uap air pada suhu rendah, maka terjadilah proses kondensasi dan pada gilirannya massa air basah tersebut jatuh sebagai hujan. Disamping itu hujan bisa juga terjadi akibat dari pertemuan antara dua massa air basah dan panas. Mekanisme berlangsungnya hujan melibatkan 3 faktor utama, yaitu:
1.  Kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai saatnya atmosfer menjadi jenuh.
2.  Terjadi kondensasi atas partikel-partikel uap air kecil di atmosfer.
3. Partikel-partikel uap air tersebut bertambah besar sejalan dengan waktu untuk kemudian jatuh ke permukaan tanah dan permukaan laut (sebagai hujan) karena gravitasi bumi.

2JENIS-JENIS PRESIPITASI
a.       Presipitasi dalam bentuk cair terbagi menjadi 2 macam:
Rain
                            curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter   ±7 mm.
Drizzle
                            adalah diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.
b.      Presipitasi dalam bentuk padat terbagi menjadi 6 macam:
Snow adalah kristal es yang tumbuh sejalan dengan pertumbuhan awan.  Pada suhu > -5 oC, kristal es biasanya berkelompok membentuk snowflake.
Snow pellets atau graupel adalah butiran es berbentuk bundar, konikal maupun bulat tipis berwarna putih dengan diameter 2 – 5 mm.  Biasanya terjadi dalam hujan ringan ketika suhu di dekat permukaan mendekati 0 oC. 
Snow grain adalah ukurannya sangat kecil < 1 mm, putih, bulat tipis.
Sleet atau ice pellets adalah fenomena khas musim dingin berupa partikel es kecil dengan diameter < 5 mm dan transparan. Terbentuk karena adanya lapisan udara hangat di atas lapisan udara yang lebih dingin di dekat  permukaan (profil suhu inversi).  Ketika butir air terbentuk dan jatuh memasuki lapisan di bawahnya, butiran itu membeku dan jatuh dalam bentuk butiran es kecil yang tidak lebih besar dari butir hujan sebelumnya.
Glaze (freezeng rain) adalah bentuk hujan yang membeku ketika tiba di permukaan.  Kondisinya hampir menyerupai kondisi pembentukan sleet, tetapi lapisan dingin di dekat permukaan tidak terlalu tebal sehingga butiran air yang jatuh dapat melaluinya tanpa membeku hanya menjadi supercooled.  Namun ketika menumbuk benda padat akan membeku, sehingga menjadi lapisan es tebal yang membungkus benda-benda padat yang ditumbuknya, yang cukup berat untuk mematahkan  batang-batang pohon.
Hail adalah presipitasi dalam bentuk butir-butir es yang tidak beraturan, dengan diameter sekitar 1 cm dengan variasi dari 5 hingga 75 mm.  Hail dihasilkan hanya oleh awan cumulonimbus yang ketika terangkat sangat kuat dan mengandung air superdingin yang berlimpah.

3ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR PRESIPITASI

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi. Definisi lain menyebutkan jumlah curah hujan adalah banyaknya endapan yang tertampung pada alat penampung curah hujan dalam periode atau jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan ukuran ketinggiannya dengan ketentuan atau anggapan tidak ada air yang hilang karena penguapan atau perembesan. Jumlah endapan yang sampai ke permukaan bumi dalam suatu periode tertentu dapat digambarkan atau diexpresikan sebagai berhubungan dengan ketinggan air yang menutup secara horizontal pada permukaan bumi. Dari definisi ini menjadi jelas bukan, bahwa hujan diukur berdasarkan ketinggiannya.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, alat pengukur hujan ada 2 macam yaitu alat pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pada saat menempatkan alat pengukur hujan yaitu :
1.Harus diletakkan di tempat yang bebas halangan atau pada jarak 4 kali tinggi obyek penghalang
2.Alat harus tegak lurus dan tinggi permukaan penakar antara 90-120 cm di atas permukaan tanah
3.Bebas dari angin balik
4.Alat harus dilindungi baik dari gangguan binatang maupun manusia
5.Secara teknis alat harus standart
6.Dekat dengan tenaga pengamat

Kepadatan minimum jaringan hujan berikut ini telah direkomendasi guna maksud-maksud hidro meteorologis umum (Linsley, et-al, 1982) :
·Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 - 900 km2 untuk setiap stasiun.
·Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan zone tropis, 100 - 250 km2 untuk setip stasiun.
·Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang beraturan, 25 km2 untuk setiap stasiun.
·Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500-10.000 km2 untuk setiap stasiun.

4PERSEBARAN BAIK SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL
Berdasarkan posisi pembentukannya presipitasi dipilah menjadi dua yaitu presipitasi vertikal dan horizontal. Presipitasi vertikal adalh presipitasi yang posisi jatuhnya ke arah vertikal atau ke arah muka bumi. Presipitasi ini dapat diukur dengan alat penakar hujan. Presipitasi horizontal adalah presipitasi yang dibentuk di atas muka bumi.
Presipitasi vertikal menurut Seyhan dapat dipilah menjadi lima jenis yaitu:
a.       Hujan adalah air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasikan dari uap air di atmosfer.
b.      Hujan gerimis adalah hujan dengan ukuran tetesan hujan yang sangat kecil.
c.       Salju adalah kristal-kristal kecil dan air beku yang secara langsung terbentuk uap air di udara bila suhunya pada saat kondensasi kurang 0 derajat.
d.      Hujan es batu adalah gumpalan es kecil dengan bentuk agak bulat dan dipresipitasikan selama hujan salju.
e.       Sleet adalah campuran hujan dan salju, hujan ini disebut juga glaze (salju basah)

Sedangkan presipitasi horizontal dipilah menjadi lima yaitu:
a.       Es adalah salju yang sangat padat
b.  Kabut adalah uap air yang dikondensasikan menjadi partikel-partikel air halus di dekat permukaan tanah
c.       Embun beku adalah bentuk kabut yang membeku di atas permukaan tanah dan vegetasi. Disebut juga embun beku putih
d.      Embun adalah air yang terdapat di atas permukaan tubuh yang dingin terutama pada malam hari. Embun ini mnguap pada pagi hari
e.       Kondensasi terjadi pada es dan dalam tanah
  
 
BAB III
PENUTUP
1   Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa presipitasi terdapat berbagai penjelasan yaitu:
a.Proses terjadinya presipitasi adalah adanya perpindahan massa air basah ketempat yang lebih tinggi sebagai respon adanya perbedaan tekanan udara antara dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Di tempat tersebut karena adanya akumulasi uap air pada suhu rendah, maka terjadilah proses kondensasi dan pada gilirannya massa air basah tersebut jatuh sebagai hujan. 
b.Jenis jenis presipitasi terbagi menjadi 2 yaitu presipitasi dalam bentuk cair meliputi rain dan drizzle dan presipitasi dalam bentuk padat meliputi snow, snow pellets, snow grain, sleet, glaze, hail. 
c.Alat yang digunakan untuk mengukur presipitasi adalah ombrometer yang dinyatakan dalam satuan SI adalah milimeter.
d.Persebarannya secara vertikal meliputi hujan, hujan gerimis, salju,  hujan es batu, sleet. Sedangkan persebaran secara horizontal meliputi es, kabut, embun, embun beku, kondensasi pada es dan dalam tanah.
2   Dari paper ini kami(penulis) mendapatkan manfaat dengan mengetahui dari materi presipitasi dalam berbagai hal seperti proses presipitasi, jenis-jenis presipitasi, alat yang digunakan untuk mengukur presipitasi, dan persebarannya secara vertikal maupun horizontal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar